Kakeibo : Cara Menabung Uang Versi Orang Jepang



Basasing.com - Menabung, satu kata kerja sederhana namun sangat sulit dilakukan bagi sebagian orang. Menabung merupakan salah satu contoh konkrit seseorang dalam membagi-bagi uang demi mendapatkan barang atau sesuatu yang mereka inginkan.  Dari masa kecil hingga dewasa, kita dianjurkan untuk menabung. Dari kecil, orang tua sudah mengajarkan anaknya untuk menabung sedini mungkin dan berharap bahwa kelak kepribadian dan perilaku mereka terbawa hingga dewasa sehingga menjadi orang yang rajin menabung. Ketika dewasa apa yang terjadi? ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, orang tersebut akan tetap menabung karena sudah terdidik dari kecil. Kedua, orang tersebut sudah melupakan apa yang ia lakukan sedari dulu dan lebih memilih untuk menghabiskan uangnya. Penulis akui bahwa perilaku menabung ini gampang-gampang susah. Ketika mendengar menabung pertama kali terlintas di pikiran adalah memasukan uang ke celengan, atau menyimpan uang di bank. Ya, mudah bukan memasukan uang kedalam celengan hanya memasukan uang kedalam lubang habis itu selesai. Namun pada kenyataannya adalah keinginan untuk berbelanja semakin banyak. Promo-promo yang tersebar di berbagai mall, media sosial, atau iklan-iklan membuat hawa nafsu berbelanja semakin meningkat. Ketika kita kalah dengan hawa nafsu, maka kita akan membelanjakan uang yang kita dapat dengan ceroboh sehingga membuat pengeluaran menjadi bocor. Oleh karena itu, penulis akan membagikan cerita mengenai cara menabung atau menghemat versi orang Jepang.

Kakeibo

Buku Kakeibo yang penulis beli di Gramedia


    Penulis baru-baru ini membeli sebuah buku tentang "kakeibo : Seni Cerdas Finansial Ala Jepang Agar Uang Anda Tak Habis Terbuang" karya A E Zen. Penulis sangat menyimak baik-baik bagaimana orang Jepang menghemat uangnya. Satu hal yang harus diketahui adalah meskipun orang Jepang memiliki minat belanja yang tinggi namun masih memiliki kesadaran akan menabung. "Menabung,menabung,dan menabung" mungkin itu adalah kata-kata yang ada di otak orang Jepang ketika mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa orang Jepang membagi-bagi pengeluaran pada setiap amplop yang kemudian diisi oleh sejumlah uang. Amplop-amplop tersebut diberikan nama sesuai kebutuhan seperti untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan ekstra, kebutuhan kesehatan, dan kebutuhan cultural. Dari sini menimbulkan perilaku memilah-milah kebutuhan serta seberapa urgensinya. Kemudian setiap pemasukan serta pengeluaran harus dicatat baik-baik mulai dari hal kecil. Pengeluaran dan pemasukan serta urgensinya berbeda-beda setiap orang. Misalnya penulis sebagai seseorang yang masih belum berumah tangga, memprioritaskan uang yang didapat untuk kebutuhan sehari-hari dan cultural karena terkait dengan pekerjaan juga. Bagi teman-teman yang sudah menikah, buku kakeibo juga menjelaskan pengelolaan keuangan rumah tangga, cara hidup hemat, dll. Untuk lebih jelasnya, teman-teman wajib membeli buku ini kalau memiliki uang dan untuk info lebih lanjut perihal kakeibo. Berdasarkan apa yang dijelaskan oleh penulis buku mengenai kakeibo, penulis mencoba untuk melakukan teknik menabung sehari-hari. 

Implementasi Kakeibo di Kehidupan Sehari-hari Oleh Penulis



    Jika dalam buku kakeibo dijelaskan bahwa kita harus memiliki 4 amplop dimana setiap amplop diberi label sesuai dengan kebutuhan pengeluaran. Penulis mencoba untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan membeli amplop kemudian diberi label. Namun penulis sendiri sedikit melenceng dari apa yang dibicarakan bahwa terdapat empat pengeluaran sesuai yang ditulis yaitu penulis hanya membeli tiga amplop kemudian diberi label sesuai kebutuhan. Label-label dalam amplop tersebut yaitu pengeluaran sehari-hari, pengeluaran ekstra, dan pengeluaran cultural. Setelah penulis membagi-bagi berdasarkan pengeluaran yaitu mulai menabung versi orang Jepang.

    Bulan pertama yaitu membagi-bagi pendapatan pada setiap amplop. Sudah jelas bahwa kebutuhan sehari-hari uangnya lebih banyak dari amplop lainnya. Kebutuhan ini digunakan untuk kepentingan sehari-hari seperti ongkos pulang-pergi serta makan. Ingat bahwa kalian harus mengestimasikan setiap pengeluaran meski itu Rp.1000. Ongkos ojek online, ongkos angkutan, bensin dll harus kalian estimasikan berapa kira-kira pengeluaran dalam sehari. Kemudian penulis juga memasukan uang kedalam amplop pengeluaran ekstra. Pengeluaran ini digunakan untuk kepentingan yang tidak terduga misalnya seperti ban rusak atau kempes, beli obat, acara reuni, biaya obat, atau keperluan mendadak lainnya. Menurut buku kakeibo, seharusnya biaya kesehatan memiliki amplop tersendiri. Namun penulis mencoba memikirkan bahwa kesehatan dan keperluan ekstra lebih baik digabung. Toh tidak ada salahnya juga karena pengeluaran ekstra ini tidak digunakan setiap hari. Selanjutnya adalah biaya cultural. Pengeluaran cultural ini berkaitan dengan pengembangan diri seperti membeli buku, membeli lisensi premium seperti Canva, biaya ujian bahasa Jepang (JLPT diadakan 2 kali dalam setahun sehingga penulis memilih ikut gelombang pertama atau kedua). Intinya pengeluaran cultural ini berkaitan dengan pengembangan diri. Hobi penulis yang membaca buku membuat pengeluaran di cultural sedikit-sedikit gagal karena keinginan untuk membeli buku. Namun dengan tersedianya aplikasi Ipusnas sangat membantu sekali sehingga meminimalisir pengeluaran untuk membeli buku. Namun tidak semua buku ada di aplikasi Ipusnas sehingga terkadang harus membeli buku fisik di toko buku.

    Hasilnya? Pengeluaran yang tidak terkendali menjadi lebih terkendali dengan baik. Setiap pemasukan dan pengeluaran selalu ditinjau kembali guna berhemat. Pengeluaran yang terkadang bar-bar menjadi bisa diatasi dengan menggunakan metode ini. Dalam menggunakan metode ini, kalian harus sabar karena menjalankan metode ini ada susahnya. Menurut penulis sendiri adalah kebiasaan penulis seperti membeli buku, makan dengan lauk yang sedikit mewah, atau tergiur dengan menggunakan promo online sehingga pengeluaran menjadi tidak terkendali. Hingga saat artikel ini ditayangkan, penulis masih rajin-rajin menabung menggunakan teknik kakeibo ini. Penulis sangat bersyukur karena telah menemukan harta karun yaitu buku kakeibo di Gramedia. 

    Itulah dia cara penulis menabung dan berhemat menggunakan teknik kakeibo. Menabung merupakan kebiasaan yang diajarkan dari kecil hingga dewasa terkadang menjadi kebiasaan yang sulit jika tidak memiliki komitmen yang kuat. Kakeibo merupakan teknik menabung versi orang Jepang dengan membagi uang kedalam beberapa amplop yang bertuliskan kebutuhan berdasarkan tingkat urgensinya. Komitmen dalam menabung yaitu sabar dan jangan goyah untuk hidup sederhana. Ingat sederhana tapi memiliki uang yang cukup lebih baik daripada mewah tapi utang dimana-mana. Terima kasih telah membaca artikel kali ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat kesalahan dalam artikel, penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Berbagi opini juga sangat membantu dalam mengembangkan blog ini. Akhir kata sampai jumpa lagi dan terima kasih.

Kakeibo : Cara Menabung Uang Versi Orang Jepang Kakeibo : Cara Menabung Uang Versi Orang Jepang Reviewed by Fikri Haikal on Juni 07, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.